Hukum Berbicara Tanpa Ilmu


LAGI PROMO
Pidato 3 Bahasa
Adab Menuntut Ilmu
Jam Dinding Al Fatihah
Topi Model Senyum
Kompilasi Hadis Dakwah


Ceramah singkat dari Ustadz Aris Munandar tentang hukum berbicara tanpa ilmu.

Pembaca yang berbahagia, terdapat sebuah aturan yang sangat indah dan disampaikan oleh Allah سبحانه وتعالى  dalam surat Al Israa' ayat ke tiga puluh enam, Allah سبحانه وتعالى  berfirman :


وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

"Janganlah engkau mengikuti segala sesuatu yang engkau tidak punya ilmu, fakta dan data tentangnya karena mata, pendengaran dan hati semuanya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah سبحانه وتعالى ." (QS. Al Israa' 36)

Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullah, dalam ayat ini terdapat kaidah yang sangat penting dan mulia yang seandainya setiap muslim mengerjakan dan mangamalkannya, maka betapa indahnya hidup ini. Yaitu Allah سبحانه وتعالى  melarang kita untuk berbicara tentang sesuatu kecuali kita punya bukti punya fakta dan punya data yang akurat.

Kita tidak boleh berbicara tentang satu hal cuma dengan dasar prasangka praduga, isu dan rumor. Maka sebagaimana penjelasan para ulama ahli tafsir, ketika menjelaskan bahwasanya makna ayat ini, janganlah anda mengatakan saya melihat demikian dan demikian padahal anda tidak melihat. Jangan anda katakan saya mendengar yang seperti ini seperti itu padahal anda tidak pernah mendengarnya. Namun anda katakan si fulan si A itu begini begini mana kala anda punya data yang jelas, anda punya data yang akurat, anda lihat sendiri, dengar sendiri bahwa si A melakukan demikian.


Hukum Berbicara Tanpa Ilmu


Dan kita tidak boleh mengatakan bahwasanya saya mendengar B itu mengatakan demikian demikian padahal kita tidak pernah mendengar. Namun kita baru diperbolehkan untuk mengatakan bahwasanya si B itu mengatakan demikian setelah kita dengar sendiri baik secara langsung maupun rekaman yang valid
bahwasanya si B mengatakan demikian dan demikian

Jika kita tidak punya data dan tidak punya fakta, kita tidak punya landasan yang jelas, maka kita tidak boleh berkomentar bahwasanya si A si B berbuat demikian ataukah mengatakan demikian dan demikian
sebagaimana Nabi صلى الله عليه وسلم sampaikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda


كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ


"Cukuplah seseorang itu terjerumus dalam dusta dan cukuplah seseorang itu menjadi pembohong manakala dia ceritakan kembali semua kabar yang sampai ke telinganya."

Tanpa dia saring, tanpa dia pilah atau pilih mana kabar yang valid mana kabar yang benar dan mana yang tidak

Maka seorang muslim dilarang untuk berkata berdasarkan rumor dan isu, namun harus memiliki data dan fakta yang akurat sehingga bisa dipertanggungjawabkan dan orang yang menceritakan ulang semua yang dia dengar dari semua pihak, maka dia pasti terjerumus dalam dusta. Kenapa demikian ? Karena yang sampai ke telinga kita boleh jadi ada yang benar, ada berita yang valid dan ada berita yang tidak jelas keakuratan berita tersebut.

Maka jika kita punya prinsip bahwa semua yang sampai ke telinga, kita ceritakan ke orang lain, maka kita pasti termasuk diantara orang yang menyebarkan berita dusta dan berita bohong diantara berbagai berita bohong yang sampai kepada kita.

Maka inilah aturan yang sangat mulia dan penting, adab yang sangat luhur yang menunjukkan bahwasanya Islam adalah ajaran Allah سبحانه وتعالى  yang indah, agama yang akan mensejahterakan dan membahagiakan hidup manusia.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga bermanfaat. (Sumber : Youtube)

 






Tag : Ustadz Aris Munandar
Back To Top