Kumpulan teks ceramah agama Islam singkat dari Aa Gym, Anwar Zahid, Zainudin MZ, Jujun Junaedi, Ustad Yusuf Mansur, Kang Ibing, Uje dan lainnya.

Orang Sholeh Menurut Islam


LAGI PROMO
Pidato 3 Bahasa
Adab Menuntut Ilmu
Jam Dinding Al Fatihah
Topi Model Senyum
Kompilasi Hadis Dakwah


Ceramah singkat tentang orang sholeh menurut Islam dari Ustadz Aris Munandar.

Orang shaleh, apa yang ada dalam benak Anda ketika mendengar kata-kata orang yang shaleh, atau laki-laki yang shaleh. Boleh jadi yang melintas dalam pikiran sebagian orang ketika mendengar kata-kata orang yang shaleh adalah orang yang di jarinya ada biji tasbih yang dia sibuk berdzikir atau dia adalah orang yang di pundaknya terdapat kain surban atau semacam itu.

Demikianlah yang ada di benak sebagian orang ketika disebutkan kata-kata orang yang shaleh. Namun demikiankah pengertian orang yang shaleh yang disampaikan para ulama? Ternyata tidak.

Orang yang shaleh didefinisikan oleh para ulama dengan mengatakan bahwasanya dia adalah al-qoim bihuquqillah wa huquqi ibadillah. Yang namanya orang yang shaleh adalah orang yang terkumpul padanya dua hal. Pertama, dia menunaikan apa yang menjadi hak Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kemudian yang kedua, dia menunaikan apa yang menjadi hak sesama.

Maka orang yang bisa dengan cerdas memadukan dan bisa menunaikan dua hak ini dengan baik dan tepat, maka dialah orang yang shaleh. Maka orang yang shaleh bukanlah orang yang...menunaikan hak Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan rajin shalat, rajin puasa rajin berdzikir akan tetapi dia tidak berbakti kepada orang tuanya, dia tidak baik dengan tetangganya, dia bersikap kasar dengan istrinya, dia bersikap keras dengan anaknya. Maka orang semacam ini bukanlah orang yang shaleh karena dia baru menunaikan satu hak yaitu hak Allah Subhanahu wa Ta'ala

Demikian pula bukanlah orang yang shaleh, bukanlah orang yang baik, orang yang baik dengan tetangga, orang yang baik dengan kerabat, orang yang begitu baik dengan istrinya, begitu sayang dengan anak-anaknya, namun dia tidak pernah memperhatikan hak-hak Allahu Subhanahu wa Ta'ala, dia jarang-jarang beribadah, shalatnya bolong-bolong, puasanya pun tidak karuan. Ini pun bukan juga orang yang baik atau orang yang shaleh.

Namun orang yang shaleh adalah orang yang bisa memadukan antara menunaikan hak Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menunaikan hak sesama. Jadi, sesama (manusia) memiliki hak, istri punya hak, tetangga punya hak, maka dia berikan haknya. Allah juga punya hak, maka dia tunaikan apa yang menjadi hak Allah.

Sebagaimana Nabi sampaikan dalam hadis yang lain, sikap seorang muslim yang tepat adalah


فآت كل ذي حق حقه


Berikanlah kepada semua pihak yang mempunyai hak, apa yang menjadi haknya masing-masing.

Allah punya hak dengan kita beribadah kepada-Nya dan meninggalkan segala kemusyrikan. Meninggalkan segala bentuk ibadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Diantara ibadah yang harus diperhatikan adalah ibadah shalat, demikian juga puasa dan rukun-rukun Islam yang lain. Beribadah dengan mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala, membaca Alquran dan yang lain.

Orang Sholeh Menurut Islam


Namun di samping itu dia tunaikan hak istri, dia nafkahi istri dan anaknya. Karena cukuplah seorang itu berdosa manakala dia terlantarkan istrinya, sebagaimana terdapat dalam sebuah hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda


كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوْتُ


"Cukuplah seseorang itu menjadi seorang pendosa manakala dia terlantarkan anggota keluarganya."


Dia tidak pedulikan istrinya, dia tidak urus istrinya, dia tidak memperhatikan apa yang menjadi hak anaknya. Dia punya harta yang berlimpah namun untuk foya-foya. Adapun nafkah untuk istri, maka demikian seret, nafkah untuk anak demikian pelit, maka ini bukanlah orang yang shaleh. Meskipun dia adalah orang yang rajin berdzikir, rajin shalat, rajin ke masjid, namun dia adalah seorang yang pendosa karena dia telah menelantarkan apa yang telah menjadi hak keluarganya.

Demikian pula bukanlah seorang yang shaleh orang yang rajin shalat, rajin puasa, rajin shalat malam akan tetapi dia adalah orang yang buruk dengan keluarganya, orang yang berperilaku tidak baik dengan tetangganya.

Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda


وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ


"Demi Allah tidak beriman ...."
(Nabi sampaikan tiga kali)

Kemudian Nabi jelaskan


مَنْ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

"Itulah orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya."
(Gangguan lisannya, gangguan tangannya dan yang lainnya)

Oleh karena itu, kembali ke pokok bahasan, maka orang yang shaleh adalah Ar-rajulu shaleh al-qo-imu bi huquqillah wa huquqi ibadillah. Orang yang shaleh, orang yang baik adalah orang yang menunaikan hak Allah dan menunaikan hak sesama. (Sumber : Youtube)

 






Tag : Ustadz Aris Munandar
Back To Top