Kumpulan teks ceramah agama Islam singkat dari Aa Gym, Anwar Zahid, Zainudin MZ, Jujun Junaedi, Ustad Yusuf Mansur, Kang Ibing, Uje dan lainnya.

Ayat Alquran Tentang Senyum


LAGI PROMO
Pidato 3 Bahasa
Adab Menuntut Ilmu
Jam Dinding Al Fatihah
Topi Model Senyum
Kompilasi Hadis Dakwah


Senyum adalah ciri khas kelembutan seseorang, perwujudan cahaya sunnah yang lembut dalam realitas kehidupan dan dicintai oleh Allah swt. Selain itu, senyuman menjadi tanda karakter mulia seseorang, dan karakter mulia adalah perbuatan yang sangat berat timbangannya di mata Allah.

Dan juga menunjukkan kekuatan ittiba seseorang kepada Rasulullah, dimana dia suka tersenyum kepada umatnya. Dan itu juga merupakan bukti iman dan kesalehan seseorang, dan tentu saja layak mendapat pahala di hadapan Allah, karena senyuman adalah sedekah, dan sedekah adalah bukti nyata.

Ada beberapa ayat Alquran tentang senyum.

Kriteria senyum
Al Qur’an telah menyebutkan kriteria senyuman yang baik, dan bahkan sangat indah. Allah berfirman dalam surat An Naml ayat 19 yang artinya :

“Maka dia (Nabi Sulaiman ‘alaihissalam) tersenyum sembari tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo'a: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nimat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai. dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".

Itulah senyum yang paling indah yaitu tersenyum sembari tertawa. Bagaimana caranya?? Dalam ayat diatas di sebutkan فَتَبَسَّمَ ضَاحِكاً , تَبَسَّمَ artinya tersenyum, sedang ضَاحِكاً artinya tertawa.

Dalam kamus Lisanul Arob di sebutkan bahwa الضَاحِكة adalah gigi yang terletak antara gigi geraham dan gigi taring, tepatnya persis di belakang gigi taring dan jumlahnya ada 4 buah, 2 di bagian atas dan 2 lainnya di bagian bawah. Jadi senyum yang baik itu adalah tersenyum dengan menampakkan gigi yang disebut Dhohikah tadi.

Tersenyum mencemooh dan melecehkan
Ini adalah bentuk senyum dan tawa yang dicela oleh Allah, dan termasuk salah satu bentuk dosa, baik kepada Allah maupun terhadap sesama. Hal itu disebutkan Allah dalam surat az-Zukhruf  ayat 47, ketika Fir’aun dan kaumnya mencemooh dan melecehkan nabi Musa as.

 “Maka tatkala dia (Musa) datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami, dengan serta merta mereka mentertawakannya.”

Senyum dan tawa seperti itu adalah bagian dari dosa. Karena, orang yang tersenyum dan tertawa dengan maksud seperti itu adalah orang yang angkuh dan sombong serta dicela oleh Allah.

Tersenyum merendahkan atau mengolok-olok orang lain
Kalau tersenyum dan tertawa dengan maksud mencemooh atau melecehkan, sekalipun yang mencemooh menyadari bahwa kedudukan belum tentu lebih tinggi dari yang dicemooh atau yang dilecehkan. Sementara senyum dan tertawa merendahkan dan memperolok orang lain adalah dilakukan kepada yang kedudukannya dianggap lebih rendah dari yang mentertawakan. Inilah salah satu bentuk tersenyum atau tertawa yang dilarang oleh Allah. Hal itu seperti disebutkan dalam surat al-Muthaffifin ayat 29

"Orang-orang yang berdosa adalah orang-orang yang biasa menertawakan orang-orang yang beriman."

Orang-orang kafir (Quraiy) menertawakan orang-orang yang beriman, karena mereka menganggap bahwa posisi mereka lebih tinggi dan terhormat daripada orang beriman, yang saat itu kecil dan sangat lemah. Kondisi mereka ini nanti berbeda dengan orang Mukmin di akhirat, di mana orang-orang mukmin berada di tempat dan derajat yang tinggi, sementara orang kafir berada di tempat dan derajat yang rendah dan hina.

Tersenyum memberikan nasehat dan pengajaran 
Tersenyum dan tertawa di saat seseorang memberikan nasehat dan pengajaran adalah sesuatu yang buruk dan dicela oleh Allah. Begitulah yang disebutkan Allah dalam surat at-Taubah ayat  81-82

"Mereka yang tertinggal, bersukacita dengan tinggalnya di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka jihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata:" Jangan pergi (pergi berperang) ke dalam panas terik ini. "Katakanlah:" Api Neraka lebih panas ", jika mereka tahu.
Maka biarkan mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka lakukan. "

Dalam ayat di atas jelaslah bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk memperingatkan orang-orang munafik bahwa panasnya api neraka bisa mengalahkan segalanya. Ketika itu, Allah mengaitkan dengan perintah sedikit tertawa dan banyak menangis. Artinya, bila seseorang diberi pengajaran, hendaknya dia memperhatikan dan tidak bercanda banyak, tersenyum atau tertawa kecuali sesingkat dan seperlunya.

Jika tidak, maka tertawa pada saat seperti itu bukan hanya sekedar membuat proses belajar dan mengajar yang tergganggu, namun akan membuat penasehat atau guru tersinggung dan merasa dilecehkan. Jadi, semuanya akan sia-sia dan tidak akan ada manfaatnya.

Tersenyum heran
Senyum dan tawa seperti ini adalah senyuman dan tawa yang tidak dilarang oleh Tuhan. Dimana, kapan pun seseorang merasa sangat tercengang atas sesuatu atau kejadian dan merasakan sesuatu yang tidak dicapai oleh akal sehatnya, maka dia tersenyum atau tertawa, maka itu adalah sesuatu yang Tuhan ijinkan.

Tidak ada celaan dari tuhan terhadap tawa seperti itu. Sama seperti tertawaya Sarah istri Ibrahim. Ketika malaikat tersebut memberitahukan Ibarahim bahwa istrinya yang sudah lanjut usia akan hamil dan melahirkan. Hal itu disebutkan Allah dalam surat Hud ayat 71-72 :

 “Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum. Jadi Kami memberitahunya kabar baik tentang kelahiran Ishaq dan dari Ishak (anaknya akan lahir) Ya`qub
Istrinya berkata: "Anehnya, akankah saya memiliki bayi ketika saya menjadi seorang wanita tua, dan ini juga suami yang tua?

Ketika diumumkan bahwa dia akan hamil dan melahirkan anak, Sarah tersenyum dan menertawakan pemikiran bahwa itu adalah sesuatu yang mengejutkan dan tidak masuk akal. Betapa tidak, kondisi fisiknya yang sudah tua dan lemah serta mandul, bagaimana mungkin bisa hamil dan melahirkan. Keheranannya itulah yang membuat dia tersenyum dan tertawa. Namun, senyum dan tawa bukanlah sesuatu yang dicela Tuhan, selama senyum dan tawanya tidak sampai pada tingkat penyangkalan atau bahkan penyalahgunaan.

Tersenyum kagum
Perasaan kagum dan heran meski sering disamakan beberapa orang, namun sedikit berbeda. Rasa heran muncul saat seseorang menemukan kenyataan yang berada di luar jangkauan akal. Dia percaya bahwa itu adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi, tapi faktanya terjadi.

Berbeda dengan perasaan kagum, di mana ia timbul karena hebat dan agungnya sesuatu. Seseorang merasakan sesuatu itu adalah hal yang besar dan agung, dan bukan sesuatu yang tidak masuk akal. Seperti kekaguman nabi Sulaiman as. terhadap seekor ratu semut yang sangat mempedulikan dan mengutamakan keselamatan rakyatnya, sehingga sang ratu memerintahkan rakyatnya terlebih dahulu memasuki sarang atau rumah mereka agar tidak binasa terinjak Sulaiman dan tentaranya.

Sikap pemimpin semut membuat Sulaiman kagum, jadi dia tertawa dan memuji kehebatan Tuhan. Seperti dalam firman-Nya an-naml ayat 19:

"Jadi dia tersenyum dengan tawa karena mendengar kata-kata semut. Dan dia berdoa:" Wahai Tuhanku, berilah aku inspirasi untuk tetap bersyukur atas ni'matmu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kedua ibu ayahku dan untuk melakukan amal saleh yang Engkau senangi dan menempatkan saya dengan kasih karunia Engkau kepada golongan hamba-hamba-Mu yang benar. "

Tersenyum gembira
Senyum dan tawa seperti ini adalah sesuatu yang telah menjadi sifat manusia. Jika memperoleh nikmat berupa kesenangan, tentulah semua manusia akan tersenyum dan tertawa, dengan wajah yang berseri-seri dan mata yang berkaca-kaca. Bahkan, tertawanya sampai meneteskan air mata, karena merasakan keharuan. Seperti yang disebutkan Allah dalam surat ‘Abasa ayat 38-39 :

“Banyak muka pada hari itu berseri-seri
Tertawa dan gembira ria”.

Ini adalah senyum dan tawa yang dibenarkan dan dipuji oleh Allah, sepanjang tidak melewati batas kewajaran. Sebab, apapun perbuatan yang dibolehkan Allah, jika dilakukan secara berlebihan dan melampaui batas kewajarannya, tentulah akan menimbulkan dampak buruk bagi pelakunya. Di samping hal yang berlebihan adalah sesuatu yang amat dibenci oleh Allah.

Itulah beberapa dalil naqli tentang senyum dalam Islam. Artikel lainnya seputar makna dan keutamaan senyum menurut Islam, hadits tentang senyum wanita, hadits senyum dalam Islam, hadits senyum sebagian dari iman dan beberpa kata kata senyum dalam Islam, akan Saya tulis di lain kesempayan.

Sumber :
https://alimancenter.com/artikel/5-dalil-seputar-senyum/
http://baitusyabab.blogspot.co.id/2013/12/senyuman-sebuah-lukisan-indah-dari-al_14.html
http://syofyanhadi.blogspot.co.id/2008/07/senyum-dan-tawa-menurut-al-quran.html

 






Tag : tentang senyum
Back To Top