Kumpulan teks ceramah agama Islam singkat dari Aa Gym, Anwar Zahid, Zainudin MZ, Jujun Junaedi, Ustad Yusuf Mansur, Kang Ibing, Uje dan lainnya.

Makna Kesedihan Dalam Islam


LAGI PROMO
Pidato 3 Bahasa
Adab Menuntut Ilmu
Jam Dinding Al Fatihah
Topi Model Senyum
Kompilasi Hadis Dakwah


Ceramah Islam singkat tentang makna kesedihan dalam Islam oleh Ustadz Aris Munandar.

Saudaraku seiman dan seIslam, ketika anda melakukan sebuah ketaatan, perasaan apakah yang anda rasakan dalam diri anda ? Apakah anda merasa gembira merasa puas ? Merasa senang, merasa bahagia, maka jika hal tersebut ada pada diri kita maka kita patut memuji Allah سبحانه وتعالى karena ada pada diri kita sifat seorang mukmin.

Wahai saudaraku seorang muslim, wahai saudaraku seorang mukmin, bagaimanakah persaan kita tatkala kita berbuat maksiat, ketika setan berhasil melancarkan bujuk rayunya kepada kita. Apakah kita merasa susah, kita merasa sedih, kita marah terhadap diri kita sendiri, kita mengatakan kepada kita sendiri, kenapa wahai diriku, kau turuti godaan setan, kita begitu menderita, kita dibayangi rasa ketakutan dan dihantui perasaan berdosa.

Saudaraku jika ada perasaan tersebut pada diri kita, maka alhamdulillah berarti dalam diri kita terdapat sifat seorang mukmin. Ada suatu hadits yang diriwayatkan oleh at Tirmidzi, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda


من سرّته حسنته و سا ءته سيئتهفه فهو مؤمنٌ


"Siapa saja yang merasa gembira ketika mereka melakukan amal kebajikan dan dia merasa sedih, susah dan marah kepada dirinya sendiri ketika maksiat, maka itu adalah pertanda dia adalah seorang yang beriman."

Makna Kesedihan Dalam Islam


Maka menjadi kewajiban untuk melihat kepada diri kita sendiri apakah ada pada diri kita tanda orang yang beriman yang mendapatkan kegembiraan tak terbayangkan. Ketika kita melakukan amal shaleh, ketaatan dan ibadah dan merasa demikian susah, dihantui perasaan dosa dihantui ketakutan ketika kita terjerumus dalam maksiat, maka jika ada pada diri kita tanda tersebut, maka ini suatu kabar gembira bahwasanya mudah-mudahan kita termasuk orang mukmin.

Akan tetapi sebaliknya jika kita melakukan amal ketaatan dan amal shaleh, kita tidak merasakan kebahagiaan kegembiraan dan sebaliknya kita merasa gembira dan nyaman ketika kita menumpuk maksiat demi maksiat, maka ini adalah kabar yang menakutkan. Maka jangan-jangan kita bukanlah seorang mukmin yang sebenarnya.

Kita berharap kepada Allah سبحانه وتعالى semoga yang ada pada diri kita adalah tanda seorang mukmin
yang sejati. (Sumber : Youtube)

 






Tag : Ustadz Aris Munandar
Back To Top