Kumpulan teks ceramah agama Islam singkat dari Aa Gym, Anwar Zahid, Zainudin MZ, Jujun Junaedi, Ustad Yusuf Mansur, Kang Ibing, Uje dan lainnya.

Nasehat Ulama Tentang Kehidupan


LAGI PROMO
Pidato 3 Bahasa
Adab Menuntut Ilmu
Jam Dinding Al Fatihah
Topi Model Senyum
Kompilasi Hadis Dakwah


Ceramah Agama Islam dari Syaikh Muhammad Musa Nasr tentang nasehat ulama tentang kehidupan.

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah, kita memuji-Nya dan memohon ampunan-Nya, dan kita berlindung dari kejahatan diri kita sendiri dan keburukan amal kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk padanya maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa disesatkan-Nya maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah yang tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad (adalah) hamba-Nya dan Rasul-Nya. Amma ba’du.

Inilah beberapa kalimat dan nasehat, pertama-tama aku nasehati diriku sendiri, kemudian aku nasehati saudara-saudaraku kaum muslimin baik dari kalangan pemerintah dan rakyat, para ulama dan para penuntut ilmu, dari tempat yang bagus ini di pulau Lombok (Indonesia) di tepi pantai dan di tempat ini tidak ada lain kita dengar melainkan suara deburan ombak dan kicauan burung,

Kami ucapkan terima kasih kepada saudara-saudara kami yang telah mempersiapkan tempat ini bagi kami, sekaligus dalam acara resepsi pernikahan anak kami ABDURRAHMAN dengan seorang gadis yang mulia AISYAH BINTI ABDURRAHMAN BIN HIZAM.

Dan dalam kesempatan ini kami memanfaatkan untuk menyampaikan ceramah-ceramah dan kajian-kajian ilmiyyah serta nasehat-nasehat, mudah-mudahan Allah memberikan manfa’at kepada seluruh kaum muslimin.

Allah berfirman dalam kitab-Nya,

"Dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-‘Ashr: 3). 

Dan juga Allah berfirman :

"Dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang." (QS. Al-Balad: 17)

Dan Nabi Shalla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Agama ini adalah nasihat, lalu dikatakan kepada beliau, bagi siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab : Bagi Allah, kitab-Nya dan pemimpin-pemimpin kaum muslimin dan seluruh kaum muslimin."

Dan Allah telah mengambil perjanjian (janji) dari para da’i dan para penuntut ilmu dan para ulama agar menjelaskan dan menyampaikan kebenaran bagi manusia ini dan jangan disembunyikan, karena barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu lalu dia sembunyikan maka hari kiamat dia dikekang dengan kekangan dari api neraka, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam dalam haditsnya yang shahih.

Nasihat pertama yang kami tujukan kepada seluruh kaum muslimin Sesungguhnya nikmat yang paling besar dan paling agung bagi kaum muslimin, Allah telah menjadikan mereka sebagai umat Rasulullah (makhluk yang terbaik) Shalla Allahu 'alaihi wa sallam. Allah turunkan bagi mereka Al-Qur’an yang senantiasa akan dibaca sampai hari kiamat dan Allah utus kepada mereka seorang Rasul sebagai rahmat (kasih sayang) dan pembawa petunjuk, sebagaimana yang telah diberitahukan oleh Allah dalam firman-Nya:

"dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."
 (Al-Anbiyaa: 107)

Maka mereka adalah umat terakhir dan umat yang paling mulia dan merekalah yang akan menjadi saksi terhadap umat-umat yang lain pada hari kiamat. Mereka akan menjadi saksi bagi nabi Nuh dan yang lainnya dari kalangan para nabi terhadap apa yang telah diturunkan kepada para nabi-nabi mereka Alaihimussalam berupa ayat-ayat yang dibaca sampai hari kiamat. Maka amatlah layak bagi mereka untuk mencapai tingkatan tersebut dan agar mereka menyerahkan dan menghadapkan wajah-wajah mereka kepada Allah. Maka seorang muslim adalah dialah yang menyerahkan dirinya hanya kepada Allah sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam

"Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan orang beriman adalah dialah yang menyelamatkan darah kaum muslimin dan kehormatan mereka. Dan seorang muhajir adalah dialah yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya."

Oleh karena itu, umat islam mereka adalah umat agama yang kokoh dan abadi. Sesungguhnya Allah tidaklah menciptakan kita sebagai kaum muslimin secara sia-sia dan tidak pula membiarkan kita begitu saja, tetapi Allah turunkan kepada kita Risalah yang paling agung dan membebani kita amanat yang paling mulia.

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS. Al-Ahzab: 72)

"Dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab." (QS. Az-Zukhruf: 44)

Dan juga Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Semua kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya."

Allah akan bertanya kepada umat Islam sesuai dengan tugas dan kedudukan masing-masing dari mereka atas beban dan kepemimpinan mereka, oleh karenanya Allah berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu". (QS. At-Tahrim : 6)

Maka seluruh yang beriman kepada Allah dan beragama islam dan Muhammad Shalla Allahu 'alaihi wa sallam sebagai Nabi dan Rasul-Nya, mereka punya tanggungjawab sesuai dengan kedudukan masing-masing. Para penguasa akan ditanya oleh Allah, demikian pula para ulama, para orang tua ibu dan bapak dan para pekerja dan kewajiban-kewajiban mereka masing-masing.

Dan kewajiban pertama adalah memurnikan ibadah kepada Allah, karena Allah telah berfirman:

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." 
(QS. Adz-Zariyaat: 56)

Yaitu tidaklah Allah menciptakan mereka melainkan agar mereka mengesakan ibadah hanya kepada-Nya, dan agar  mereka mentauhidkan Allah, maka tidak ada yang berhak untuk di ibadahi di dunia ini melainkan hanya Allah semata. Maka karena sebab tauhid ini Allah membebani dan amanati seluruh umat dan bangsa-bangsa. Allah tegakkan langit dan bumi, Allah turunkan kitab-kitab-Nya dan diutus pula para rasul agar jangan sampai makhluk ini beribadah melainkan hanya kepada Allah dan beribadah kepada-Nya sesuai dengan yang telah disyariatkan melalui lisan Rasul-Nya yang mulia penutup para nabi dan rasul Shalla Allahu 'alaihi wa sallam.

Memurnikan tauhid hanya kepada Allah dan ittiba’ (mengikuti sunnah) Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam. Keduanya adalah rukun Islam yang paling agung. Rukun yang paling agung dalam Islam adalah laa ila ha illallah Muhammad Rasulullah, barangsiapa mengikhlaskan agama dan ibadahnya hanya bagi Allah semata namun tidak memurnikan ittiba’nya kepada Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam, maka ia akan semakin bertambah jauh dari Allah, dan barangsiapa yang mengikuti Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam tanpa petunjuk, maka amalan-amalannya akan tertolak berdasarkan sabda Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam:

"Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan  kami (agama ini) yang bukan darinya, maka tertolak."

Dan dalam lafaz Imam Muslim

"Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan dalam urusan  kami (agama ini) yang bukan darinya maka tertolak."

Maka haruslah menjadikan Nabi Muhammad Shalla Allahu 'alaihi wa sallam sebagai panutan yang terbaik, dan harus mengikuti beliau secara menyeluruh baik yang nampak maupun yang tersembunyi.

Dialah Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam tidak menyisakan kebaikan bagi umatnya melainkan sudah dijelaskan dan ditunjuki umatnya dan tidak pula menyisakan keburukan melainkan beliau telah ingatkan umatnya untuk dijauhkan sehingga dengannya Allah menyempurnakan agama-Nya dan melengkapi nikmat-Nya, dan dengannya pula Allah menegakkan hujjah dan meninggalkan bagi umat agama dalam keadaan terang benderang, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." 
(QS.Al-Maidah: 3)

Maka hendaklah kaum muslimin berpegang teguh dengan Islam mereka sekuat mungkin sebagaimana para khalifah yang lurus dan terpimpin. Sebagaimana yang telah diberitahukan oleh Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam tentang mereka.

Berpegang teguhlah kalian dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Dan hendaklah kaum muslimin mewaspadai dan menjauhkan seluruh bid’ah (hal-hal baru dalam agama) baik nampak maupun tersembunyi, karena bid’ah telah merusak dan mencoreng hakikat kemurnian agama dan telah mencoreng Islam dan menjauhkan kaum muslimin dari agama mereka.

Dan demikianlah pula hendaklah kaum muslimin berbangga diri dengan kepribadian agamanya dan hendaklah ia berbangga diri dengan keikutsertaannya didalam agama ini dan hendaklah ia tampil beda dengan agama lain dalam segala urusannya, karena kaum muslimin telah memiliki kepribadian yang beda dengan agama lain, maka tidak boleh bagi mereka untuk terfitnah dangan agama lain dari kalangan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) atau dari kalangan orang kafir dan orang-orang musyrik, dan Nabi Shalla Allahu 'alaihi wa sallam telah memberikan peringatan agar jangan sampai terfitnah dengan Ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) sebagaimana dalam sabdanya:

"Kalian pasti akan mengikuti tradisi umat-umat terdahulu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga sekalipun mereka masuk lubang biawak, kalian pasti mengikutinya. Kami bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nasrani? Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka!"

Di hari-hari ini, dunia menyaksikan perayaan natal dan tahun baru miladiyah dan sangat kita sayangkan kita melihat kaum muslimin telah melakukan hal-hal yang sangat mengagetkan yaitu mereka sangat bersemangat merayakan hari raya kaum salibis daripada merayakan hari raya kaum muslimin Idul Fitri dan Idul Adha. Semuanya ini disebabkan karena terfitnah oleh ahli kitab, dan Nabi telah menjelaskan bentuk terfitnahnya kaum muslimin terhadap ahlul kita dalam sabdanya, Sehingga sekiranya mereka masuk ke lubang biawak  niscaya kalian  akan memasukinya juga.

Seorang muslim yang beriman Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya, jangan dia Imma’ah (ikut-ikutan) dan jangan dia mengikuti seluruh teriakan, namun seorang muslim harus tampil beda dengan kepribadiannya, mengabulkan seluruh panggilan Allah dan Rasul-Nya, mengabulkan seluruh panggilan Allah dan Rasul-Nya sebagaimana dalam firman Allah

"Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahtu, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An’am: 162)

Maka kewajiban kaum muslimin tidak boleh bertaklid (ikut-ikutan) kepada mereka dan hendaklah mereka berbangga dengan keIslamannya di setiap zaman dan disetiap tempat dan hendaklah mereka mampu mempengaruhi dan tidak terpengaruh, di ikuti dan bukan mengikuti, namun tidak mengapa mengambil perkara-perkara yang baik yang ada pada orang lain dari perkara-perkara dunia, adapun urusan agama maka tidak ada yang paling baik kecuali Islam, dan tidak ada agama yang lebih sempurna dan lebih lengkap selain Islam.

Oleh karena itu Allah telah berfirman :

"dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu." (QS. Al-Maidah: 3)

Dan Nabi Shalla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya yaitu Al-Qur’an dan Sunnah."

Dan hendaklah kaum muslimin waspada terhadap seruan-seruan jahiliyyah dan seruan-seruan yang menyimpang, seruan yang sesat khususnya terhadap orang yang mengakui dirinya Islam namun penuh dengan kebohongan dan kezholiman, dan Nabi Shalla Allahu 'alaihi wa sallam telah mengingatkan kepada kita untuk tidak mengikuti jalan-jalan yang menyimpang yang mana Nabi telah menggaris satu garis lurus dan menggaris kekiri dan ke kanan dengan garis pendek lalu beliau membacakan firman Allah:

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa." (QS. Al-An’am: 153)

Dan Nabi Shalla Allahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangannya pada garis lurus ini lalu mengatakan: Inilah jalah Allah, kemudian mengatakan inilah dia jalan-jalan kesesatan disetiap jalan tersebut ada syaitan yang mengajak kepada dirinya dan Nabi menafsirkan jalan-jalan tersebut dengan sabdanya:

"Yahudi dan Nasrani terpecah belah menjadi 71 dan 72 golongan dan umatku ini akan terpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya dineraka kecuali satu golongan, lalu para sahabat bertanya siapakah golongan yang selamat wahai Rasulullah ? Yaitu mereka yang mengikuti caraku hari ini dan cara para sahabatku."

Maka tidak ada syiah dan tidak ada pula khawarij dan tidak ada juga Mu’tazilah, Murji’ah, Tasawuf, Aklaniyah (Liberalisme), Ilmaniyah (Skulerisme) dan tidak pula  seluruh nama-nama yang Allah tidak pernah menurunkan bukti atas kebenarannya, semuanya itu tak ubahnya seperti Firman Allah:

"Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya." (QS. An-Najm: 23)

Dan kewajiban kalian wahai kaum muslimin hendaklah kalian kembali kepada apa yang telah dijalankan oleh Nabi kalian Shalla Allahu 'alaihi wa sallam dan apa-apa yang telah dijalankan oleh para pendahulu kalian yang sholeh agar kalian berbahagia dan juga menjadi kelompok yang selamat sebagaimana yang telah disebutkan oleh Nabi Shalla Allahu 'alaihi wa sallam

"Mereka adalah orang yang berada pada (jalan) seperti (jalan) yang aku dan sahabat-sahabatku berada di atasnya hari ini."

Kemudian nasehatku untuk para pemimpin kaum muslimin, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah terhadap rakyat-rakyat mereka dan terhadap amanat-amanat yang telah diberikan kepada mereka dan hendaklah mereka juga menjalankan hukum Allah baik Al-Qur’an dan sunnah, dan mereka mengikuti manhaj salaful Ummah dan hendaklah memerangi seluruh pemikiran-pemikiran luar yang menyusup ke dalam Islam dan membersihkan seluruh media massa dari kerusakan akhlak dan aqidah dan menegakkan amanah dan tanggung jawab dan berbuat keadilan terhadap rakyatnya dan mempersiapkan seluruh kekuatan untuk melawan musuh-musuh Allah dan membela agama Allah dengan mengambil Motto Abu Bakar As-Shiddiq radhiallahu 'anhu :

“Agama tidak akan pernah bisa dikurangi selama aku masih hidup”

Sehingga mereka termasuk pemimpin-pemimpin yang adil yang akan di naungi oleh Allah di saat naungan tidak ada kecuali naungan-Nya, dan hendaklah mereka juga memberi kebebasan kepada para da’i untuk menyampaikan agama Allah. Maka janganlah mereka mempersempit ruang gerak para da’i yang mengajak kepada kebenaran, secara khusus para da’i yang mengajak kepada sikap pertengahan dan mengajak kepada manhaj yang benar tetapi bukan para da’i yang berdiri di pintu-pintu neraka jahannam. Maka mereka ini kewajiban pemimpin terhadap mereka untuk membelenggu mereka dan mencegah mereka dari perkataan-perkataan batil. Inilah kewajiban mereka karena Allah akan bertanya kepada mereka tentang kepemimpinan mereka.

Rasulullah  Shalla Allahu 'alaihi wa sallam  bersabda:

"Sungguh orang-orang dari ummatku berangan-angan jatuh dari langit dan tidak pernah memegang urusan manusia sedikitpun."

Dan nasehatku bagi para da'i dan para Ulama’ dan para penuntut ilmu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dalam dakwah ini dan hendaklah mereka mengajak kepada jalan Allah dengan bijaksana dan lemah lembut, dan hendaklah memulai dengan hal yang terpenting yaitu Tauhid dan Ittiba’ (mengikuti sunnah), dan hendaknya mereka menyebarkan Akhlaq Rasul Shalla Allahu 'alaihi wa sallam di tengah-tengah ummat melalui praktek keseharian mereka dengan Akhlaq Islam, dan hendaklah mereka saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan hendaklah mereka saling mencintai jangan saling memusuhi, jangan pula berpecah belah dan saling perangi dan bersatu di atas kalimat yang sama di antara mereka. Maka peperangan tidak boleh terjadi diantara para penuntut ilmu, dan peperangan hendaklah dikabarkan terhadap musuh-musuh Allah, ahli bid’ah dan para pengikut hawa nafsu dan terhadap kelompok-kelompok sesat yang telah menyimpang dari Islam dan telah merusak masyarakat dan negara, inilah peperangan kita.

Maka peperangan kita bukan sesama saudara kita dan sesuai dengan aqidah kita dan manhaj kita dalam hal memuliakan sahabat dan salafusshalih. Peperangan kita adalah terhadap orang-orang yang memusuhi sahabat Rasulullah, peperangan kita terhadap orang-orang yang  menyimpang dan para dukun dan pembohong dan terhadap orang-orang yang mengedepankan akal ketimbang agama. Peperangan kita arahkan kepada orang-orang sekuler yang tidak ridho terhadap syari’at ini dan agama ini dan tidak menerimanya sebagai pemutus perkara dalam dunia manusia . Inilah peperangan kita.

Dan hendaklah mereka menjaga ilmu dan janganlah mereka sebagai penyebab kehinaan terhadap diri mereka dan ilmu, dan andai kata para ulama menjaganya maka niscaya mereka akan dijaga, dan andai kata mereka mengagungkanya di hati-hati mereka niscaya mereka akan diagungkan.

Inilah dia untaian-untaian nasihatku namun dihatiku masih banyak tersimpan untaian-untaian nasihat yang ingin aku sampaikan pada saudara-saudaraku. Tapi keadaan membutuhkan untuk di persingkat karna keterbatasan waktu dan aku cukupkan dengan ini saja, Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.Shalawat dan salam bagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarganya dan pengikutnya sebanyak-banyaknya. (Sumber : Youtube)

 






Back To Top