LAGI PROMO
Pidato 3 Bahasa
Adab Menuntut Ilmu
Jam Dinding Al Fatihah
Topi Model Senyum
Kompilasi Hadis Dakwah
Ceramah singkat Ustadz Abdullah Zaen tentang cara melakukan amar ma'ruf nahi munkar.
Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillahi rabbil'alamin, washalatu wasalamu ala Nabiya Muhammadin, wa ala alihi washahbihi ajma'in, amma ba'du.
Meluruskan dengan cara yang lurus, membetulkan dengan cara yang betul, membenarkan dengan cara yang benar. Ini salah satu etika dengan cara yang benar. Ini salah satu etika yang amat disayangkan kurang diperhatikan oleh mereka yang ingin beramar ma'ruf nahi munkar.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah menyampaikan nasehatnya, kata beliau, hendaklah beramar ma'ruf dengan cara ma'ruf dan jangan sampai engkau bernahi munkar dengan cara yang munkar. Beramar ma'ruf, memerintahkan kepada yang baik, apakah bagus atau tidak ? Tentu bagus. Nahi munkar mencegah dari yang munkar, bagus ? Nahi munkar, mencegah dari yang munkar, itu bagus, tetapi caranya diperhatikan jangan sampai kita menyuruh kepada yang baik tetapi caranya tidak baik,
dan juga jangan sampai kita mencegah dari kemungkaran tetapi justru caranya juga mungkar.
Inilah fiqih, kita perlu beramar ma'ruf dan bahkan harus bernahi munkar, tetapi kita harus memperhatikan caranya. Tidak cukup hanya sampai sekedar memberikan teori tetapi belum mempraktekannya. Pernah suatu saat Ibnu Taimiyyah berjalan beserta murid-muridnya. Ketika beliau sedang berjalan, beliau lewat melewati segerombolan orang-orang Tar-tar yang sedang asyik mabuk-mabukkan. Kemudian syaikhul Islam lewat begitu saja tanpa beramar ma'ruf bernahi munkar tanpa mencegah mengingkari perbuatan-perbuatan munkar minum-minuman keras tersebut. Setelah lewat murid-muridnya bertanya, wahai guru bukankah engkau melihat kemungkaran tadi ? Ya saya melihat. Bukankah itu kemungkaran ? Betul itu kemungkaran. Terus kenapa engkau tidak ingkari ? Bukankah Nabi صلى الله عليه وسلم pernah bersabda :
Apa kata Syaikhul Islam ? Seorang yang bijak beliau mengatakan, wahai murid-muridku mereka sedang mabuk-mabukkan, mereka sedang minum minuman keras dan tidak sadar. Sekiranya kalau misalnya saya tegur mereka, saya larang mereka saat itu juga, apa kira-kira yang akan terjadi ? Mereka akan marah dan kemudian ketahuilah murid-muridku mereka akan membunuhi kaum muslimin.
Nah murid-muridku, kata beliau, lebih parah mana kemungkaran antara mabuk-mabukan yang itu kaitannya hanya dengan mereka atau membunuh yang kaitannya dengan nyawa. Lebih mungkar mana ? Sang muridpun mereka berpikir, mereka mengatakan, ya jelas wahai guru yang lebih mungkar adalah membunuh. Mereka mengatakan, ya jelas wahai guru. Kata syaikhul Islam, jangan sampai kita itu bernahi munkar, mencegah kemungkaran kemudian menimbulkan kemungkaran yang lebih besar.
Ini adalah pelajaran yang sangat berharga yang diajarkan oleh salah seorang Syaikhul Islam yang sangat tersohor, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Maka sebelum anda beramar ma'ruf nahi munkar, perhatikan cara anda. Jadikanlah amar ma'ruf anda dengan cara yang ma'ruf dan jangan sampai nahi munkar anda dengan cara yang mungkar.
Selamat mencoba Wallahu Ta'ala a'lam. Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuhu. (Sumber : Youtube)
Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillahi rabbil'alamin, washalatu wasalamu ala Nabiya Muhammadin, wa ala alihi washahbihi ajma'in, amma ba'du.
Meluruskan dengan cara yang lurus, membetulkan dengan cara yang betul, membenarkan dengan cara yang benar. Ini salah satu etika dengan cara yang benar. Ini salah satu etika yang amat disayangkan kurang diperhatikan oleh mereka yang ingin beramar ma'ruf nahi munkar.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah menyampaikan nasehatnya, kata beliau, hendaklah beramar ma'ruf dengan cara ma'ruf dan jangan sampai engkau bernahi munkar dengan cara yang munkar. Beramar ma'ruf, memerintahkan kepada yang baik, apakah bagus atau tidak ? Tentu bagus. Nahi munkar mencegah dari yang munkar, bagus ? Nahi munkar, mencegah dari yang munkar, itu bagus, tetapi caranya diperhatikan jangan sampai kita menyuruh kepada yang baik tetapi caranya tidak baik,
dan juga jangan sampai kita mencegah dari kemungkaran tetapi justru caranya juga mungkar.
Inilah fiqih, kita perlu beramar ma'ruf dan bahkan harus bernahi munkar, tetapi kita harus memperhatikan caranya. Tidak cukup hanya sampai sekedar memberikan teori tetapi belum mempraktekannya. Pernah suatu saat Ibnu Taimiyyah berjalan beserta murid-muridnya. Ketika beliau sedang berjalan, beliau lewat melewati segerombolan orang-orang Tar-tar yang sedang asyik mabuk-mabukkan. Kemudian syaikhul Islam lewat begitu saja tanpa beramar ma'ruf bernahi munkar tanpa mencegah mengingkari perbuatan-perbuatan munkar minum-minuman keras tersebut. Setelah lewat murid-muridnya bertanya, wahai guru bukankah engkau melihat kemungkaran tadi ? Ya saya melihat. Bukankah itu kemungkaran ? Betul itu kemungkaran. Terus kenapa engkau tidak ingkari ? Bukankah Nabi صلى الله عليه وسلم pernah bersabda :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ
"Barangsiapa melihat kemungkaran maka rubahlah."
Apa kata Syaikhul Islam ? Seorang yang bijak beliau mengatakan, wahai murid-muridku mereka sedang mabuk-mabukkan, mereka sedang minum minuman keras dan tidak sadar. Sekiranya kalau misalnya saya tegur mereka, saya larang mereka saat itu juga, apa kira-kira yang akan terjadi ? Mereka akan marah dan kemudian ketahuilah murid-muridku mereka akan membunuhi kaum muslimin.
Nah murid-muridku, kata beliau, lebih parah mana kemungkaran antara mabuk-mabukan yang itu kaitannya hanya dengan mereka atau membunuh yang kaitannya dengan nyawa. Lebih mungkar mana ? Sang muridpun mereka berpikir, mereka mengatakan, ya jelas wahai guru yang lebih mungkar adalah membunuh. Mereka mengatakan, ya jelas wahai guru. Kata syaikhul Islam, jangan sampai kita itu bernahi munkar, mencegah kemungkaran kemudian menimbulkan kemungkaran yang lebih besar.
Ini adalah pelajaran yang sangat berharga yang diajarkan oleh salah seorang Syaikhul Islam yang sangat tersohor, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Maka sebelum anda beramar ma'ruf nahi munkar, perhatikan cara anda. Jadikanlah amar ma'ruf anda dengan cara yang ma'ruf dan jangan sampai nahi munkar anda dengan cara yang mungkar.
Selamat mencoba Wallahu Ta'ala a'lam. Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuhu. (Sumber : Youtube)